
RedMOLBINJAI.id | Padang — Di tengah duka mendalam yang menyelimuti Sumatera akibat bencana banjir dan longsor, Wakil Ketua Umum MPP ICMI, Dr. Priyo Budi Santoso, MAP, turun langsung memantau kondisi korban di Sumatera Barat. Langkah ini menjadi tamparan keras bagi siapa pun yang masih nyaman di balik meja saat rakyat berjibaku dengan lumpur, trauma, dan kehilangan.
Berdasarkan data BPBD per 16 Desember 2025, total korban terdampak bencana banjir dan longsor di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai sekitar 1.053 jiwa. Di Sumatera Barat sendiri, dampak terparah terjadi di beberapa wilayah krusial. Kabupaten Agam mencatat korban di Kecamatan Palembayan dan kecamatan lainnya sebanyak 55 orang. Kota Padang Panjang, tepatnya di aliran Sungai Batang Anai, mencatat 31 orang korban, sementara Kabupaten Padang Pariaman di aliran sungai yang sama mencatat 1 orang korban.
Di tengah situasi darurat tersebut, ICMI tidak memilih diam. Dr. Priyo Budi Santoso menegaskan bahwa MPP ICMI telah melepas keberangkatan Badan Reaksi Cepat (BARET) ICMI pada Minggu, 14 Desember 2025, yang dipimpin langsung oleh Lili Erawati, S.Kom, Ketua Umum BARET ICMI. Tim kemanusiaan ini langsung bergerak cepat menuju Sumatera Barat tanpa basa-basi.
“Sejak 15 Desember hingga hari ini, BARET ICMI berada di lokasi bencana melakukan observasi dan aksi kemanusiaan secara intens,” tegas Priyo Budi Santoso, mantan Wakil Ketua DPR RI. Adapun lokasi yang disambangi meliputi Jorong Bancah, Desa Maninjau, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Agam, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, serta Kelurahan Sungai Gadang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, termasuk kawasan Pasar Usang.
Priyo tidak menutup mata atas penderitaan korban. Ia mengaku sangat prihatin, terutama saat menyaksikan langsung kondisi psikologis masyarakat yang masih diliputi ketakutan, trauma, dan ketidakpastian. “Ini bukan sekadar angka statistik. Ini soal manusia, soal saudara-saudara kita yang butuh kehadiran nyata,” ujarnya tegas.
Sementara itu, Lili Erawati, S.Kom, Ketua Umum BARET ICMI, menegaskan bahwa kehadiran mereka adalah amanah langsung dari Ketua Umum ICMI Prof. Arief Satria. “Kami turun langsung untuk memastikan bantuan tidak berhenti di wacana. Saat ini kami melaksanakan dapur umum, trauma healing, pengobatan gratis, serta distribusi bantuan langsung di lokasi bencana,” ungkapnya.
Lili juga menekankan pentingnya koordinasi dengan pemerintah daerah. Setiap kegiatan kemanusiaan yang dilakukan BARET ICMI terus dilaporkan kepada Wakil Gubernur Sumatera Barat Vasco Ruseimy, Wakil Bupati Agam Muhammad Iqbal, serta Bupati Padang Pariaman John Kennedy Aziz. “Alhamdulillah, pemerintah daerah tetap fokus dan responsif dalam membenahi wilayah terdampak bencana,” tambahnya.
Tak berhenti di Sumatera Barat, misi kemanusiaan ini akan dilanjutkan ke Sumatera Utara dan Aceh dengan pola kegiatan yang sama. Bagi Lili Erawati yang dikenal sebagai Aktivis 98, kemanusiaan adalah panggilan nurani, bukan pencitraan.
Dalam kegiatan ini, Priyo Budi Santoso dan BARET ICMI turut didampingi oleh Ketua Orwil ICMI Sumbar Prof. Musliar Kasim, Drs. Guspardi Gaus (Wakil Ketua ICMI Sumbar), Leriadi, Abdul Somad (Wakil Ketua Umum BARET ICMI), Muhammad Ilham Ramadhan, Muhammad Heru Idusputra, Muhammad Yahya Aldi, Astri, Yasmin, serta unsur Polsek, Nagari, dan Koramil setempat.
Di tengah puing-puing bencana, kehadiran ICMI dan BARET menjadi bukti bahwa solidaritas masih hidup. Pesannya jelas: negara, elite, dan seluruh elemen bangsa tak boleh abai ketika rakyatnya tenggelam dalam bencana.
Redaksi: RedMOLBINJAI.id
Editor: Zulkarnain Idrus
