
RedMOLBinjai.id | Binjai – Jumat (12/12/25)
Saat air banjir belum surut dan warga masih bertahan di tengah genangan yang melumpuhkan aktivitas sehari-hari, Kapolres Binjai AKBP Bambang C. Utomo mengambil langkah tegas dengan turun langsung ke lokasi terdampak banjir di Dusun Pulau Sari II, Desa Tandem Hilir II, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, wilayah hukum Polres Binjai.
Tidak bersembunyi di balik laporan meja, Kapolres bersama jajaran Pejabat Utama (PJU) Polres Binjai justru meninggalkan kendaraan dinas dan memilih sepeda motor trail demi menembus wilayah yang lumpuh akibat banjir. Langkah ini menjadi kritik diam-diam namun keras terhadap pola penanganan bencana yang kerap lamban dan berjarak dari penderitaan rakyat.

Sesampainya di lokasi, rombongan Kapolres disambut Kepala Desa Tandem Hilir II, M. Efendy Kudadiri, bersama warga Dusun Pulau Sari II yang hingga kini masih hidup di bawah bayang-bayang banjir. Fakta bahwa genangan air belum juga surut menegaskan adanya masalah serius dalam tata kelola lingkungan dan mitigasi bencana yang tak boleh lagi diabaikan.
Di tengah kondisi tersebut, AKBP Bambang C. Utomo membagikan bantuan sembako sebagai bentuk nyata kepedulian kemanusiaan. Tak berhenti di situ, Poliklinik Polres Binjai juga dikerahkan untuk memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis, langkah penting mengingat potensi wabah penyakit pascabanjir mengintai setiap saat.

“Kami tidak ingin masyarakat merasa ditinggalkan. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban warga dan menjadi penguat agar tetap bertahan serta bangkit kembali,” tegas Kapolres Binjai.
Aksi lapangan Kapolres Binjai ini menjadi tekanan moral keras bagi instansi terkait agar tidak menormalisasi penderitaan warga sebagai rutinitas tahunan. Banjir yang terus berulang bukan sekadar musibah alam, melainkan indikasi kegagalan pencegahan dan lemahnya keseriusan penanganan jangka panjang.

Ketika aparat kepolisian harus turun langsung menerobos banjir, publik patut bertanya: di mana peran dan tanggung jawab pihak lain? Jangan sampai kepedulian hanya berhenti pada pembagian bantuan sesaat, sementara akar persoalan banjir dibiarkan terus menenggelamkan kehidupan warga.
Reporter: Agus Sidarta
Editor: Zulkarnain Idrus
