
Kuala Simpang – RedMOLBINJAI.id | Di tengah duka mendalam akibat bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera dan menelan korban jiwa dalam jumlah masif, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dr. Ir. Arif Satria, M.Sc. memilih turun langsung ke lapangan. Langkah ini menjadi penegasan bahwa negara tidak boleh absen saat rakyatnya dilanda tragedi kemanusiaan.
Data terbaru BNPB hingga Jumat, 20 Desember 2025, mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat bencana tersebut telah mencapai 1.090 jiwa, meningkat 19 orang dari hari sebelumnya. Angka ini menjadi sinyal keras bahwa dampak bencana di Sumatera—khususnya Aceh—bukan sekadar peristiwa alam biasa, melainkan krisis kemanusiaan serius yang menuntut kehadiran nyata, bukan sekadar pernyataan simpati.
“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas seluruh korban,” demikian pernyataan BNPB. Namun di lapangan, masyarakat masih bergulat dengan keterbatasan air bersih, pangan, dan fasilitas dasar.
ICMI Hadir Saat Negara Diuji
Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) melalui Baret ICMI menjadi salah satu elemen yang konsisten hadir di tengah warga terdampak. Bahkan sebelum bergerak ke Aceh, Ketua Umum Baret ICMI Lili Emawati, didampingi Leriadi dan Abdul Somad, terlebih dahulu menyalurkan bantuan sembako ke Desa Andasari, Kecamatan Marelan, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (18/12/2025).
“Warga menyampaikan langsung kepada kami, hampir tak ada yang datang. ICMI menjadi salah satu yang benar-benar turun dan mendengar keluhan mereka,” ungkap Lili Emawati, menyiratkan kekecewaan warga terhadap minimnya kehadiran pihak lain saat bencana melanda.
Prof Arif Satria: Tidak Cukup Hanya Menonton dari Jakarta
Saat meninjau langsung Aceh Tamiang, Prof. Arif Satria—yang juga Ketua Umum MPP ICMI—menyaksikan sendiri penderitaan masyarakat pascabencana.
“Kami merasakan langsung apa yang dirasakan masyarakat Aceh. Ini bukan laporan di atas meja, ini realitas di depan mata,” tegas Prof. Arif.
Sebagai langkah konkret, BRIN menyerahkan 3 unit Mesin ARSINUM (Air Siap Minum) untuk Aceh Tamiang, Aceh Tengah, dan Sumatera Utara. Penyerahan satu unit untuk Aceh Tamiang dilakukan pada Sabtu, 21 Desember 2025, dan diterima langsung oleh Pj Sekdakab Aceh Tamiang.

Pemkab Aceh Tamiang Apresiasi BRIN
Pj Sekdakab Aceh Tamiang Drs. Syuibun Anwar menyatakan bantuan tersebut sangat krusial di tengah keterbatasan air bersih pascabencana.
“Mesin ARSINUM ini sangat bermanfaat dan dibutuhkan warga kami. Terima kasih kepada BRIN yang hadir dengan solusi nyata,” ujarnya.
Misi Kemanusiaan Berlanjut
Usai penyerahan bantuan, Prof. Arif Satria kembali ke Medan dan menginstruksikan Ketua Umum Baret ICMI Lili Emawati untuk melanjutkan misi kemanusiaan ke Aceh Tengah.
“Terus bergerak, terus membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana,” pesan Prof. Arif, menegaskan bahwa kerja kemanusiaan tidak berhenti pada satu lokasi.
Di Aceh Tamiang, BRIN dan ICMI juga menyalurkan sembako dan makanan siap saji di sekitar Kantor Pemadam Kebakaran Kuala Simpang, memastikan bantuan langsung menyentuh warga terdampak.
Langkah kolaboratif BRIN–ICMI ini menjadi tamparan moral bagi pihak-pihak yang masih memilih diam. Saat ribuan nyawa melayang, kehadiran langsung di tengah rakyat menjadi ukuran nyata kepedulian, bukan sekadar retorika.
Redaksi: RedMOLBINJAI.id
Editor: Zulkarnain Idrus
